Tradisi memanglah hal yang sangat menarik dan juga membanggakan terlebih di negara kita Republik Indonesia, tentu kita harus bangga akan budaya dan tradisi yang kita miliki karena di Indonesia tercatat memiliki lebih dari 1.340 suku bangsa menurut sensus BPS ( Badan Pusat Statistik ) tahun 2010. Tentu akan menjadi banyak tradisi yang terdapat di dalamnya, tapi kali ini Mister D bakalan bahas 5 Tradisi Ekstrim yang ada di Indonesia versi Mister D.
- 1 Gigi Runcing Mentawai - Kalimantan
Dalam suku Mentawai wanita cantik harus memenuhi tiga kriteria, yaitu harus memiliki telinga yang panjang, tubuhnya dihiasi titi atau tato dan giginya yang runcing. Tradisi untuk meruncingkan gigi ini diyakini akan menambah kecantikan sang wanita.
Mungkin untuk zaman sekarang ini melakukan hal - hal seperti itu sangatlah menyeramkan, karena dengan tampilan gigi diruncing kita akan merasa berbeda dengan yang lainnya. Tetapi di daerah suku Mentawai justru pada saat seorang wanita melakukan hal tesebut dia disebut wanita yang cantik. Jadi maukah kita meruncingkan gigi kita untuk menjadi cantik.
Tentu kita harus menghargai tradisi - tradisi seperti ini, karena bagaimanapun juga tradisi ini telah ada sejak lama. Dan tentu tradisi ini akan menjadi kebanggaan kita bersama, khususnya Republik Indonesia.
- 2 Potong Jari - Papua

Tentu kita akan sedih saat ditinggalkan oleh keluarga ataupun kerabat yang dekat dengan kita. Akan tetapi kita bisa melakukan hal - hal yang lebih baik dan tidak terlalu ekstrim. Kita tidak harus memotong jari kita tentunya. Tetapi tradisi ini tidak menjadi masalah, khususnya untuk suku Dani, karena tradisi yang mereka dapatkan ini sudahlah turun temurun dan tentu harus dilestarikan.
Menanggapi tradisi ini sesuai dengan perubahan zaman, tentu akan sangat merugikan jika kita kehilangan jari pada zaman ini, tentu penampilan akan dinilai pada saat ini. Lalu haruskah kita menghapus tradisi ini. Akan lebih baik tradisi ini tidak dilakukan lagi, tetapi tetap kita jaga, dan tentu kita simpan.
- 3 Ritual Tiwah - Kalimantan Tengah

Mungkin tradisi seperti ini masih banyak dilakukan di berberapa daerah dan tentunya desa - desa tertentu. Jika itu Mister D tentu akan menyeramkan karena kita harus bertemu ataupun melihat lagi mayat keluarga ataupun kerabat kita yang telah dikuburkan.
Selama tradisi ini tidak merugikan kita, tentu kita harus tetap melestarikan, dan justru lebih baik untuk kita menghargai saudara kita yang sekarang masih menjalankan tradisi ini.
- 4 Pukul Sapu - Maluku Tengah

Banyak wisatawan yang datang untuk melihat atraksi ini. Setiap anggota desa saling memukul menggunakan lidi hingga tubuh berdarah. Filosofi dari tarian ini, sebagai pengingat Pasukan Telukabessy saat bertempur untuk mempertahankan Benteng Kapapaha dari serbuan penjajah.
Tentu pasti kita tidak mau dipukul menggunakan lidi, maka tubuh kita akan terluka. Tetapi kita harus menghargai tradisi ini, karena tradisi ini telah dijalankan oleh lelhur kita khususnya wilayah Maluku.
- 5 Tatung/Cap Go Meh - Kalimantan
Tradisi Tatung ini selalu diadakan di kota Singkawang menjelang Cap Go Meh. Perayaan Cap Go Meh didaerah ini berlangsung sangat meriah dengan kehadiran tatung. Dalam pawai yang diadakan sangat meriah para tatung ini akan kebal terhadap benda - benda tajam, jadi selama parade tatung akan melakukan peragaan seperti debus.
Akan sedikit berbeda dengan debus, Tatung ini tubuh manusia di rasuki oleh arwah ataupun sebuah roh dewa yang menggunakan tubuh manusia sebagai media untuk ia datang melihat kembali dunia ini. Tentu menjadi ekstrim karena terdapat beberapa arwah dewa, yang menginginkan untuk dikenakan peralatan yang ekstrim, seperti menusuk pipi, dan juga memakan binatang yang tidak dimasak.
Tradisi harus tetap kita lestarikan, jangan sampai tradisi ini punah. Karena dalam sebuah tradisi bisa menjadi kenangan yang berharga bagi kita. Jika itu sebuah tradisi yang ekstrim ataupun tidak, jika kita tidak mengikuti tradisi tersebut, alangkah baiknya kita menjaga dan menyimpan juga melindungi tradisi tersebut, agar tidak diakui oleh bangsa lain.
Sumber Referensi :
November 30, 2017
Tags :
Budaya
,
Culture
,
Indonesia
,
Tradisi
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments